Nama :
Esih Rianasari
NPM :
22210441
Kelas : 3 EB
17
Penalaran
Deduktif
Metode berpikir deduktif adalah
metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk
seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh:
Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah
kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya
hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Dalam
penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan
premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan
konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi
disebut konsekuensi.
Faktor –
faktor penalaran deduktif, antara lain :
- Terdapat pada kalimat utama Penjelasannya berupa hal-hal yang umum
- Kebenarannya jelas dan nyata
Penarikan kesimpulan
deduktif dibagi menjadi dua, yaitu penarikan langsung dan tidak langsung.
1. Penarikan simpulan
secara langsung
Simpulan
secara langsung adalah penarikan simpulan yang ditarik dari satu premis. Premis
yaitu prosisi tempat menarik simpulan.
Simpulan
secara langsung:
- Semua S adalah P. (premis)
Sebagian P
adalah S. (simpulan)
Contoh:
Semua manusia mempunyai rambut. (premis)
Sebagian yang
mempunyai rambut adalah manusia. (simpulan)
- Semua S adalah P. (premis)
Tidak satu
pun S adalah tak-P. (simpulan)
Contoh:
Semua pistol adalah senjata berbahaya. (premis)
Tidak satu pun
pistol adalah senjata tidak berbahaya. (simpulan)
- Tidak satu pun S adalah P. (premis)
Semua S
adalah tak-P. (simpulan)
Contoh:
Tidak seekor pun gajah adalah jerapah. (premis)
Semua gajah adalah bukan jerapah. (simpulan)
- Semua S adalah P. (premis)
Tidak
satu-pun S adalah tak P. (simpulan)
Tidak
satu-pun tak P adalah S. (simpulan)
Contoh:
Semua kucing adalah berbulu. (premis)
Tidak satu pun kucing adalah takberbulu.
(simpulan)
Tidak satupun yang tak berbulu adalah kucing.
(simpulan)
2. Penarikan
simpulan secara tidak langsung
Untuk penarikan simpulan secara
tidak langsung diperlukan dua premis sebagai data. Dari dua premis tersebut
akan menghasilkan sebuah simpulan. Premis yang pertama adalah premis yang
bersifat umum dan premis yang kedua adalah premis yang bersifat khusus.
Jenis
penalaran deduksi dengan penarikan simpulan tidak langsung, yaitu:
- Silogisme Kategorial
Silogisme yang terjadi dari tiga
proposisi. Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan
kesimpulan yang kategoris. Konditional hipotesis yaitu : bila premis minornya
membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak
anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen. Premis yang mengandung predikat
dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek
dalam kesimpulan disebut premis minor.
Contoh :
Premis Mayor
: Tidak ada manusia yang abadi.
Premis Minor
: Socrates adalah manusia.
Kesimpulan :
Socrates tidak abadi.
- Silogisme hipotesis
Suatu silogisme yang terdiri dari
premis mayor yang berproposisi kondisional hipotesis.
Contoh :
Jika motor di gas, motor akan berjalan
Motor di gas
Jadi, motor berjalan
- Silogisme alternatif
Suatu silogisme yang terdiri dari
premis mayor yang berupa proposisi alternatif. Jika premis minornya membenarkan
salah satu alternatif, maka simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh :
Dia adalah seorang pembalap atau pencuri
Dia seorang pembalap
Jadi, dia bukan seorang pencuri
- Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi
secara tidak langsung. Dan dapat dikatakan silogisme premisnya dihilangkan atau
tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contohnya :
Proses
fotosintesis memerlukan sinar matahari
Pada malam
hari tidak ada sinar matahari
Pada malam
hari tidak mungkin ada proses fotosintesis.
Semua
ilmuwan adalah orang cerdas
Anto adalah
seorang ilmuwan.
Jadi, Anto
adalah orang cerdas.
Sumber :
Tidak ada komentar :
Posting Komentar