Selasa, 27 Desember 2011

TUGAS UMUM SOFTSKILL

NAMA   : ESIH RIANASARI
NPM     : 22210441
KELAS : 2 EB 17
TUGAS : TUGAS UMUM SOFTSKILL

TULISAN 1
Potret  Bangsaku


Jalanan selalu ramai oleh anak-anak kecil. Mereka berlari-lari mengejar setiap angkot yang akan berhenti. Mereka bukan akan pergi sekolah ataupun les tetapi akan mengamen. Bergantian naik dari satu angkot ke angkot yang lain. Berpakaian lusuh, tangan kiri memegang gitar dan tangan kanan memegang amplop kecil. Setelah berhasil berebutan naik angkot tangan kecil mereka mulai membagi-bagikan amplop kepada penumpang. Jari-jari mereka mulai memetik gitar dan mulai menyanyi lagu-lagu yang sedang hits saat ini atau mungkin hymne pengamen. Saya katakan hymne karena hampir semua pengamen menyanyikan lagu ini. Ada yang suaranya enak didengar, sumbang, balapan dengan musiknya, bahkan ada yang suaranya tidak jelas sama sekali. Toh mereka tidak mempedulikan itu semua. Dibenak mereka hanyalah uang yang didapat dari keibaan penumpang.

Meskipun tidak menikmati nyanyian dari pengamen itu, tak sedikit penumpang yang memberi seribu, dua ribu bahkan ada yang memberi lima ribu rupiah. Itu semua karena keibaan. Melihat mereka pastilah semua orang akan merasa iba. Diusia saat ini  seharusnya mereka sedang menikmati manisnya duduk di kelas, bermain dengan teman-teman di sekolah. Namun kenyataanya mereka harus berpanas-panasan demi mengumpulkan rupiah di jalanan.

Saat hujan mulai turun, profesi mereka pun berganti menjadi ojek payung. Berlari-lari menuju bis-bis besar yang akan berhenti untuk menawarkan jasa mereka. Ada juga yang mengelap kaca mobil yang sedang berhenti. Bermodal  spons,ember kecil berisi air dan sabun yang ada diplastik mereka mulai mengelap kaca-kaca mobil yang sedang berhenti bahkan sebelum disuruh oleh pemilik mobil.  Ada yang di kasih uang tapi tak sedikit juga yang mendapat cemoohan dan omelan dari si pemilik mobil.

Kini semua telah terungkap. Rasa iba itu sekarang tidak ada lagi. Setelah masyarakat mengetahui bahwa pengamen kecil itu sengaja menjual rasa iba mereka untuk mendapat keuntungan. Tidak hanya itu saja, bahkan orang tua mereka sengaja menyuruh mereka untuk melakukan pekerjaan ini demi keuntungan yang besar.

Memang ini menjadi dilema. Disatu sisi kasihan melihat mereka harus melakukan pekerjaan yang menantang maut di jalan raya, namun disisi lain mungkin kita yang tertipu dengan rasa iba yang mereka jual.



TULISAN 2
Janji-Janji


Meskipun bukan mahasiswa FISIP dan tidak terlalu paham tentang politik, namun saya selalu ingin mengikuti perkembangan politik di Indonesia. Karena stabilitas politik dapat mempengaruhi semua sektor tak terkecuali sektor ekonomi seperti ilmu yang sedang saya pelajari saat ini.

Euforia pilkada sudah mulai terasa. Seperti pilkada Bupati Bekasi yang akan digelar tanggal 11 Maret 2012. Berbagai macam spanduk sudah berjejer-jejer di setiap jalan. Setiap pasangan berlomba-lomba memaparkan target yang akan dicapai selama 5 tahun setelah mereka mengucap sumpah. Janji-janji manis pun terpapar disana. Bagi mereka yang mencalonkan diri kembali kesuksesan yang pernah terealisasi tak luput ditorehkan beserta janji-janji baru. Masyarakat pun mulai bingung menentukan pasangan mana yang benar-benar dapat mengemban amanah masyarakat serta mewujudkan semua janji-janji yang telah mereka buat.

DKI Jakarta pun tahun depan akan dilaksanakan pilkada juga. Beberapa calon gubernur bahkan sudah terang-terangan di media menyatakan mereka yang akan memimpin Jakarta. Bererapa pengamat politik mulai menimbang dan menilai balon yang layak memimpin Jakarta. Bahkan sampai adu mulut pun dipertaruhkan demi menguatkan pendapatnya.

Bahkan yang lebih heboh lagi adalah balon presiden. Padahal pilpres akan digelar tiga tahun lagi namun beberapa partai sudah mengumumkan calonnya. Memang masih terlalu dini untuk membicarakan hal yang satu ini. Namun sepertinya setiap partai sudah mempersiapkan dengan matang pemilu tahun 2014 mendatang. Mungkin taget kerja sebagai calon pemimpin bangsa pun sudah mulai disusun dari sekarang.

Ya itulah para pemimpin kita yang sangat rajin dan rapi menyusun target kerja mereka, meskipun hanya sedikit yang terealisasikan.  Semoga saja pasangan yang menang dipilkada di berbagai daerah maupun pilpres sekarang benar-benar dapat mewujudkan janji yang mereka ditorehkan.  


TULISAN 3
Pengalaman di Angkot


Kali ini saya akan bercerita tentang pengalaman saya naik angkot. Tapi pengalaman yang lucu dan menyenangkan.

Bulan September tahun lalu saat hari pertama saya kuliah dan hari itu juga untuk pertama kalinya saya naik angkot sendirian. Rasa deg-degan pasti ada apalagi saya baru tinggal di Bekasi. Walaupun sebelumnya sudah diberi tahu rute jalan ke kampus oleh kakak, tetap saja saya merasa sedikit takut. Hingga akhirnya saat-saat yang ditakutkan pun terjadi. Saya salah naik angkot, seharusnya naik jurusan Cikunir namun saya naik jurusan Kranji. Untungnya di angkot tersebut banyak ibu-ibu dari pasar Bekasi dan tanpa sengaja saya mendengar mereka menyebut-nyebut pasar Kranji, terus saya tengak-tengok lihat tulisan angkotnya dan ternyata benar saya salah naik angkot. Untung baru sampai BCP jadi saya langsung turun di pertigaan Kayuringin. Lalu naik angkot Cikunir.

Saat pulang hampir saja salah naik angkot lagi. Siang itu terminal Bekasi sangat ramai dan macet. Ini membuat saya agak bingung dan pusing. Seharusnya saya naik elf warna biru jurusan Cikarang tetapi saya malah naik elf warna orange. Dengan tenangnya saya duduk dekat kaca sambil mendengarkan ibu-ibu yang sedang bergosip di belakang. Kembali saya merasa beruntung karena supirnya teriak-teriak “ perum 1.... Perum 1....” . Merasa bingung dengan teriakan itu,saya kembali tengak-tengok dan baru sadar salah naik angkot lagi. Uhh.... coba kalau tidak, mungkin saya sudah nyasar entah dimana.

Satu minggu saya kuliah mulai deh kenal dengan teman sekelas dan kebetulan angkot mereka searah. Sampai saat ini kalau pulang kuliah saya sering pulang dengan mereka. Di angkot kami bertukar cerita, pengalaman, dan tentu nggosip........... Maklum lah namanya juga perempuan. Selain itu kenal dengan teman-teman baru bahkan pernah juga bareng dengan kakak kelas dan kami saling bertukar cerita di kampus. Saya merasa bersyukur walaupun harus naik angkot dan waktu perjalanan menjadi lama, tapi dibalik itu semua banyak cerita dan pengalaman baru.......................









Tidak ada komentar :

Posting Komentar