Nama :
Esih Rianasari
NPM :
22210441
Kelas :
4 EB 17
Tugas 1: Bab 6 Translasi Mata Uang Asing
Matkul :
Akuntansi Internasional
1.
Alasan Untuk Melakukan Translasi
Translasi
merupakan proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke mata
uang lainnya. Perusahaan multinasional dalam menyusun laporan keuangan anak
perusahaan luar negeri yang berdenominasi dalam mata uang asing disajikan ulang
dengan mata uang pelaporan induk perusahaan.
Alasan lain
dilakukannya translasi adalah :
a)
Mencatat
transaksi mata uang asing
b)
Mengukur
risiko perusahaan terhadap pengaruh perubahan mata uang asing
c)
Berkomunikasi
dengan pihak berkepentingan dari luar negeri
Kebanyakan
masalah yang berkaitan dengan translasi mata uang berasal dari fakta nilai relatif mata uang asing jarang sekali
ditetapkan. Selain itu, kurs nilai tukar variabel yang digabungkan dengan berbagai
metode translasi serta perlakuan kerugian dan keuntungan translasi, membuat
sulit menentukan perbandingan hasil keuangan satu perusahaan dengan perusahaan
lain bahkan satu perusahaan dalam beberapa periode. Untuk keperluan akuntansi,
suatu aktiva dan kewajiban mata uang asing dikatakan menghadapi risiko mata
uang jika perubahan mata uang menyebabkan mata uang induk perusahaan (pelaporan)
juga berubah.Tentu pengukuran risiko ini berbeda tergantung dari metode
translasi yang digunakan perusahaan.
2. Pemahaman Translasi
Metode translasi
diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu metode kurs translasi tunggal dan
metode dengan berbagai macam kurs.
a)
Metode
kurs translasi tunggal
Kurs
translasi tunggal digunakan untuk menyajikan ulang saldo dalam mata uang asing
kedalam nilai ekuivalen dalam mata uang domestik. Metode kurs tunggal telah
lama popular di Eropa, menerapkan satu kurs nilai tukar yaitu kurs terkini atau
kurs penutupan untuk seluruh aktiva dan kewajiban lancar. Pendapatan dan beban
dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai
tukar yang berlaku pada saat pos-pos tersebut diakui. Berdasarkan metode kurs kini laporan konsolidasi tetap
mempertahankan hubungan laporan keuangan perusahaan secara individu pada
awalnya. Pada saat seluruh pos-pos laporan keuangan dalam mata uang asing
ditranslasikan dengan menggunakan satu kurs tunggal.
b)
Metode
berbagai macam kurs
Metode
kurs berganda menggabungkan kurs nilai tukar historis dan kurs nilai tukar kini
dalam proses translasi.
-
Metode
kini-nonkini
Berdasarkan
metode ini, aktiva lancar dan kewajiban lancar anak perusahaan luar negeri
ditranslasikan kedalam mata uang pelaporan induk perusahaannya berdasarkan kurs
kini. Aktiva dan kewajiban tidak lancar ditranslasikan berdasarkan kurs
historis. Pos-pos laba rugi (kecuali beban depresiasi dan amortisasi)
ditranslasikan sebesar kurs rata-rata yang berlaku dalam setiap bulan operasi
atau berdasarkan rata-rata tertimbang selama keseluruhan periode pelaporan.
Beban depresiasi dan amortisasi ditranslasikan sebesar kurs historis yang
tercatat saat aktiva tersebut diperoleh.
-
Metode
moneter-nonmoneter
Berdasarkan
metode ini, aktiva dan kewajiban moneter ditranslasikan berdasarkan kurs kini.
Pos-pos nonmoneter- aktiva tetap, berinvestasi jangka panjang dan persediaan
investor ditranslasikan dengan kurs historis. Pos-pos laporan laba rugi
ditranslasikan dengan menggunakan prosedur yang sama dengan yang dijelaskan
untuk konsep kini-nonkini.Metode ini melihat bahwa aktiva dan kewajiban
menghadapi risiko mata uang asing karena pos-pos moneter akan diselesaikan
dengan menggunakan uang tunai.
-
Metode
temporal
Dengan
metode temporal, translasi mata uang merupakan proses konversi pengukuran atau
penyajian ulang nilai tertentu. Metode ini tidak mengubah atribut suatu pos
yang diukur, melainkan hanya mengubah unit pengukuran. Berdasarkan metode ini,
pos-pos moneter seperti kas, piutang, dan utang ditranslasikan berdasarkan pos
kini. Pos-pos nonmoneter ditranslasikan dengan kurs yang mempertahankan dasar
pengukuran pada awalnya. Secara khusus aktiva yang dinilai dalam laporan mata
uang asing sebesar biaya historis ditranslasikan berdasarkan kurs historis. Pos
nonmoneter yang dicatat diluar negeri berdasarkan nilai kini ditranslasikan
dalam kurs kini. Pos pendapatan dan beban ditranslasikan sebesar kurs yang
terjadi pada saat transaksi terkait berlangsung, meskipun kurs rata-rata dapat
digunakan apabila transaksi yang menyangkut pendapatan atau beban terjadi dalam
jumlah yang sangat banyak.
Keuntungan dan Kerugian Translasi
Pendekatan-pendekatan
atas penyesuaian translasi berkisar dari penangguhan hingga tidak ada
pengangguhan.
a. Penangguhan
Dikeluarkannya
penyesuaian translasi dari laba periode
sekarang umumnya dianjurkan karena penyesuaian ini hanyalah hasil dari proses
penyajian ulang. Perubahan nilai ekuivalen mata uang domestik dari aktiva
bersih anak perusahaan luar negeri tidak direalisasikan dan tidak berpengaruh
terhadap arus kas mata uang lokal yang dihasilkan dari entitas lain.
b. Penangguhan
dan Amortisasi
Beberapa
pihak mendukung penangguhan keuntungan atau kerugian translasi dan melakukan
amortisasi penyesuaian ini selama masa manfaat pos-pos terkait.
c. Penangguhan
Parsial
Pilihan
ketiga dalam akuntansi untuk keuntungan atau kerugian translasi adalah dengan
mengakui kerugian sesegera mungkin setelah terjadi, tetapi mengakui keuntungan
hanya setelah realisasi.
d. tidak
ditangguhkan
Pilihan
terakhir adalah untuk mengakui keuntungan dan kerugian translasi dalam laporan
laba rugi sesegera mungkin. Pilihan ini memandang pengangguhan dalam bentuk
apapun bersifat palsu dan cenderung menyesatkan.
Perkembangan Akuntansi Translasi
Sebelum tahun
1965, Praktik translasi kebanyakan perusahaan AS dipandu oleh Accounting
Research Bulletin No 4 yang kemudian diterbitkan lagi sebagai bab 12 dalam ARB
No. 43, Pernyataan ini mendorong penggunaan metode kini-nonkini.
1965-1975, Bab
12 ARB No 43 memperbolehkan pengecualian tertentu atas metode kini-nonkini.
Dalam keadaan tertentu persediaan dapat ditramslasikan berdasarkan kurs
historis.
1975-1981, Untuk
mengakhiri keanekaragaman yang diperbolehkan menurut standar translasi sebelumnya,
FASB mengeluarkan FAS No.8 yang kontroversial pada tahun 1975. Pernyataan ini
mengharuskan penggunaan metode translasi temporal.
1981-hingga
kini, Standar No 52 mengakui bahwa baik sudut pandang induk perusahaan dan anak
perusahaan mmerupakan kerangka dasar pelaporan yang sah.
Translasi apabila mata uang lokal merupakan mata
uang fungsional
Jika mata uang
fungsional merupakan mata uang asing yang digunakan dalam catatan entitas
asing, laporan keuangannya ditranslasikan ke dalam dollar dengan metode kurs
kini. Keuntungan atau kerugian translasi yang timbul diungkapkan sebagai
komponen terpisah dalam ekuitas konsolidasi.
Translasi apabila Dollar AS merupakan mata uang
fungsional
Apabila dollar
AS merupakan mata uang fungsional suatu entitas asing, maka laporan keuangan
dalam mata uang asing diukur ulang ke dalam dolar dengan menggunakan metode
temporal. Seluruh keuntungan dan kerugian translasi yang berasal dari proses
translasi dimasukan dalam penentuan laba periode berjalan.
Translasi apabila mata uang asing merupakan mata
uang fungsional
Dalam situasi
ini laporan keuangan pertama-tama disajikan ulang dari mata uang lokal ke dalam
mata uang fungsionalnya (metode temporal) dan kemudian ditranslasikan ke dalam
dollar AS dengan menggunakan metode kurs kini.
Translasi mata uang asing dan inflasi
FASB menolak
penyesuaian inflasi sebelum proses translasi, karena yakin bahwa penyesuaian
tersebut tidak konsisten dengan kerangka dasar penilaian biaya historis yang
digunakan dalam laporan keuangan dasar di AS. Sebagai solusi FAS no.52
mewajibkan penggunaan dollar AS sebagai mata uang fungsional untuk operasi luar
negeri yang berdomisili dilingkungan dengan hiperinflasi (yaitu negara dengan
tingkat inflasi kumulatif melebihi 100 persen selama periode tiga tahun).
Translasi mata uang asing di negara lain
Perbedaan utama
antara standar di Inggris dan AS berkaitan dengan anak perusahaan yang berdiri
sendiri di negara-negara yang mengalami hiperinflasi. Di Inggris laporan
keuangan pertama-tama harus disesuaikan terhadap tingkat harga kini dan
kemudian ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini, di AS metode temporal
yang digunakan.
Australia dan
Selandia Baru menerbitkan standar pada tahun 1988. Bila dibandingkan dengan FAS
No.52 standar Australia mengharuskan penilaian kembali aktiva tidak lancar
nonmoneter untuk anak perusahaan di negara berinflasi tinggi sebelum dilakukan
translasi. Standar di Selandia Baru sama dalam hal ini, dan juga mengharuskan
metode translasi moneter-nonmoneter untuk anak perusahaan yang operasinya
terintegerasi dengan induk perusahaan.
3. Latar Belakang dan Terminologi
Translasi hanya
melakukan perubahan satuan unit moneter, misalnya sebuah neraca yang dinyatakan
dalam pound Inggris disajikan ulang kedalam nilai ekuivalen dolar AS. Tidak ada
pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang terjadi
seperti bila dilakukan konversi. Saldo-saldo dalam mata uang asing
ditranslasikan menjadi nilai ekuivalen mata uang domestik berdasarkan kurs
nilai tukar valuta asing, yaitu harga satu unit suatu mata uang yang dinyatakan
dalam mata uang lainnya. Transaksi mata uang asing terjadi pada pasar spot,
forward, dan swap.
-
Transaksi
pada pasar spot
Mata
uang yang dibeli atau dijual pada spot umumnya harus dikirimkan secepatnya
yaitu dalam waktu 2 hari kerja. Kurs spot dipengaruhi banyak faktor diantaranya
perbedaan tingkat inflasi antar negara, perbedaan suku bunga nasional dan
ekspektasi terhadap arah nilai tukar dimasa mendatang. Kurs nilai tukar pasar
spot dapat dinyatakan langsung atau tidak langsung. Dikatakan langsung jika
kurs nilai tukar menunjukan jumlah unit mata uang domestik yang diperlukan
untuk memperoleh satu unit mata uang asing. Sebaliknya, dikatakan tidak
langsung jika harga satu unit mata uang domestik dalam mata uang asing.
-
Transaksi
pada pasar forward
Adalah
perjanjian untuk melakukan pertukaran suatu mata uang dengan jumlah tertentu
kedalam mata uang lain pada suatu tanggal di masa depan. Kuotasi pada pasar
forward dinyatakan dengan diskonto atau premium dari kurs spot.
-
Transaksi
swap
Transaksi
swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward atau penjualan spot atau
pembelian forward, atas suatu mata uang secara bersamaan.
Pengaruh alternatif kurs translasi terhadap laporan
keuangan
Ketika melakukan
translasi saldo dalam mata uang asing menjadi mata uang domestik, dapat menggunakan
tiga nilai tukar berikut:
a)
Kurs
kini ( Current )
Adalah
kurs nilai tukar pada saat tanggal laporan keuangan.
b)
Kurs
historis ( Historical )
Adalah
kurs nilai tukar pada saat suatu aktiva dalam mata uang asing pertama kali
diperoleh atau ketika suatu kewajiban dalam mata uang asing pertama kali
terjadi.
c)
Kurs
rata-rata ( Average )
Adalah
rata-rata sederhana atau tertimbang dari kurs nilai tukar kini atau kurs nilai
tukar historis.
Transaksi Mata Uang Asing
Ciri utama dari
sebuah transaksi mata uang asing adalah penyelesaiannya dipengaruhi dalam suatu
mata uang asing. Transaksi mata uang asing terjadi pada saat perusahaan membeli
atau menjual barang dengan pembayaran yang dilakukan dalam suatu mata uang
asing.
-
Perspektif
transaksi tunggal
Penyesuaian
nilai tukar (baik yang sudah diselesaikan maupun yang belum selesai)
diperlakukan sebagai penyesuaian terhadap akun-akun transaksi yang awal
berdasarkan premis bahwa suatu transaksi dan penyelesaiannya merupakan
peristiwa tunggal.
-
Perspektif
dua transaksi
FAS
No 52 mengharuskan penggunaan metode dua transaksi untuk mencatat transaksi
dalam mata uang asing. Keuntungan dan kerugian dari transaksi yang sudah
selesai dan belum diselesaikan dimasukan dalam penentuan laba.
Sumber : Choi,
Federic&Geri. Akuntansi Internasional. Salemba Empat.