Kelompok :
1.
Esih Rianasari
22210441
2.
Liliana Halim
24210024
3.
Nurlita
25210182
4.
Sonnu Izqi
26210649
5.
Yulyani
28210768
Kelas : 4EB17
A.
KRONOLOGIS PERMASALAHAN
Xerox Corporation,
perusahaan berskala besar yang pernah menjadi raja fotokopi dunia telah membuat
kesalahan fatal dengan fraud revenue
yang mencapai US $2 miliar. Xerox Corporation
melakukan berbagai kesalahan pencatatan accounting
dalam keuangan mereka, dan untuk pertama kalinya ketika masalah ini muncul
ke permukaan, Xerox Corporation telah
didenda karena telah secara disengaja melakukan pencatatan keuangan bisnis
perusahaan dan pembuatan laporan keuangan perusahaan secara tidak benar, tidak
sesuai dengan standar Generally Accepted
Accounting Principles (GAAP), dan kemudian setelah kejadian tersebut,
ditemukan juga selisih keuntungan yang mencapai US $2 miliar selama beroperasi
tahun 1997 hingga 2001 oleh Securities
and Exchange Commision. Fraud
Xerox Corporation sebuah skandal yang
multidimensional, karena fraud accounting
besar – besaran dan tidak dapat langsung terungkap seluruhnya, melainkan secara
bertahap satu demi satu.
Tidak lama setelah ditemukannya pelanggaran pertama
terhadap GAAP, terungkap pelanggaran lain terhadap GAAP yang menaikkan
pengakuan pendapatan perusahaan secara berlipat melebihi US $3 miliar daripada
nilai yang sebenarnya, dan pada akhirnya menaikkan pendapatan sebelum kena
pajak senilai lebih dari US $1,5 miliar. Hal ini dikarenakan perusahaan Xerox Corporation bertujuan memenuhi standar
pasar saham Wall Street sehingga menyamarkan kinerja operasi perusahaan yang
sebenarnya dari para investor. Xerox Corporation
berjanji untuk melakukan penyusunan ulang laporan keuangan perusahaan,
merestrukturisasi bagian kontrol keuangan perusahaan, serta mengurus
permasalahan dan administrasi hukum yang berhubungan dengan hal ini, dan juga
membayar denda penalti sebesar US $10 juta. Walaupun begitu, Xerox Corporation tidak pernah mengakui
ataupun menyangkal bahwa mereka telah melakukan kesalahan dan fraud dalam menyusun laporan keuangan
perusahaan dan informasi keuangan perusahaan untuk para investor ataupun pihak
lainnya.
Setelah beberapa lama, Xerox Corporation akhirnya mengakui telah
mencatat profit dan penjualan
melebihi nilai sebenarnya. Xerox Corporation kemudian
merevisi profitnya selama periode tahun 1997 hingga 2001. Dalam laporan
sebanyak hampir 1000 halaman kepada Security
and Exchange Commision, Xerox Corporation
mencatat kelebihan penjualan peralatan senilai US $6,4 miliar.
B.
DAMPAK DARI PERMASALAHAN
Setelah
kasus tersebut terungkap, laporan dari Wall Street atas kebocoran pencatatan
keuangan Xerox Corporation menyebutkan bahwa saham perusahaan di pasaran tidak
anjlok secara drastis. Pada hari yang sama, setelah sempat terguncang mencapai
25% harga saham,
saham
Xerox Corporation ditutup pada US
$6,97 dari pembukaan sebesar US $8,00, atau turun US $1,03. Xerox Corporation kemudian membentuk tim
manajemen baru untuk menyelesaikan permasalahan yang ada, termasuk penyusunan
ulang keuangan perusahaan serta laporannya. Hal tersebut dilakukan agar menjadi
normal kembali.
Dengan kejadian – kejadian ini, saham Xerox Corp jatuh
sebanyak 28% hingga senilai $ 5,75 setelah sebelumnya hanya sedikit menurun,
karena dengan ini kepercayaan publik dan investor terhadap Xerox Corp semakin
berkurang. Xerox juga menukar long –term
bond yang jatuh tempo pada tahun 2009 dengan hanya sekitar 70%
dari value bond tersebut. Hal ini jelas sangat mempengaruhi
pasar dan Tom Hougaard sebagai market strategistdi financial
bookmarkers City Index, meramalkan bahwa para investor Xerox Corp akan
bereaksi keras atas kejadian tersebut, yang mungkin akan berpengaruh secara
signifikan terhadap pasar saham. Efek terhadap investor akan dirasakan cukup
besar, dan mereka akan bertanya – tanya mengenai kinerja perusahaan yang
sebenarnya dan reliabilitas Xerox Corp.
Pada
akhirnya Xerox Corp berhenti bekerjasama dengan auditor KPMG dan memecatnya
untuk digantikan oleh akuntan Pricewaterhouse Coopers. Pada bulan May 1999,
harga saham Xerox Corp di pasar saham benar – benar jatuh, dari nilai
yang cukup besar pada point $ 64 hingga hanya menjadi $ 3,81 saja pada bulan
Desember 2000. Namun belakangan Xerox Corp berhasil merestrukturisasi kembali
perusahaan mereka dan telah melunasi hutang sebesar US$ 7 miliar, yang langsung
mengangkat kembali nilai saham perusahaan sebesar 14,3% menjadi $8,97.
C.
KESIMPULAN
Dari kasus tersebut
dapat kami simpulkan bahwa Xerox Corp sudah melanggar kode etik yang seharusnya
menjadi pedoman dalam melaksanakan tugasnya dan bukan untuk dilanggar. Mungkin
pada awalnya pelanggaran tersebut mendatangkan keuntungan yaitu untuk memenuhi standar pasar saham Wall Street
sehingga menyamarkan kinerja operasi perusahaan yang sebenarnya dari para
investor, tetapi akhirnya dapat menjatuhkan kepercayaan
publik dan investor terhadap Xerox Corp.
Dalam
kasus ini saham Xerox Corp sempat terguncang pada hari yang bersamaan mencapai 25% harga saham
senilai US $6,97. Dengan adanya kasus tersebut saham Xerox Corp jatuh menjadi 28% harga
saham senilai $ 5,75. Masalah ini
akan berdampak cukup besar terhadap para investor dan mereka akan bertanya –
tanya mengenai kinerja perusahaan yang sebenarnya dan reliabilitas Xerox Corp.
Xerox
Corp telah
secara sengaja melakukan pencatatan keuangan bisnis perusahaan dan pembuatan
laporan keuangan perusahaan secara tidak benar, tidak sesuai dengan standar
GAAP, hal ini termasuk salah satu kasus pelanggaran etika profesi Accounting. Hal ini terjadi akibat
keegoisan satu pihak terhadap pihak lain atas penipuan laporan keuangan secara
sengaja, hasil dari praktik bisnis yang tidak etis tersebut adalah harga saham Xerox
Corp yang
anjlok dan turunnya tingkat kepercayaan para investor meskipun pada akhirnya Xerox
Corp berhasil memperbaiki kembali perusahaan mereka dan telah melunasi hutang
sebesar US$ 7 miliar.
Sumber : http://akuntansibisnis.wordpress.com/2010/06/16/xerox-scandal/