BANGKITLAH PEREKONOMIAN INDONESIA
NAMA : ESIH RIANASARI
NPM : 22210441
KELAS : 1 EB 22
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. Yang telah memberikan rahmat dan kemudahan. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ” BANGKITLAH PEREKONOMIAN INDINESIA ”.
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Aris Budi Setyawan selaku dosen mata kuliah Perekonomian Indonesia yang telah memberikan bimbingan dalam pembuatan makalah ini. Dan teman – teman yang selalu memberi dukungan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah ini.
Bekasi, Maret 2011
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
BAB 2 ISI
2.1 Perekonomian Dunia
2.2 Dampak Krisis Bagi Indonesia
2.3 Langkah Pemerintah Membangkitkan Perekonomian
2.4 Perekonomian Indonesia Saat Ini
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tak terasa sudah satu dasawarsa sejak Indonesia terjerembab ke dalam krisis moneter yang kemudian menjadi krisis ekonomi secara keseluruhan, lalu krisis multidimensional yang kian di hadapi dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia selanjutnya. Setelah lebih dari sepuluh tahun, apakah krisis itu sudah berlalu? Apakah kondisi perekonomian Indonesia menjadi lebih baik?
1.2 Tujuan
Makalah ini bertujuan memberikan informasi kepada pembaca, bagaimana kondisi perekonomian Indonesia saat ini setelah Indonesia melewati berbagai macam tantangan krisis moneter tahun 1997 dan 2007. Serta upaya pemerintah dalam mengembalikan stabilitas perekonomian Indonesia.
BAB 2
ISI
2.1 Perekonomian Dunia
Krisis keuangan yang terjadi di AS memberikan dampak yang luar biasa terhadap dunia, khususnya bagi negara berkembang seperti Indonesia. Dalam konteks globalisasi, apa yang terjadi di salah satu bagian dunia akan berimbas bagi negara lain. Hal itu terutama benar jika yang mengalami sesuatu itu adalah bagian besar dari dunia itu sendiri. Dampak dari krisis keuangan AS begitu besar karena AS merupakan negara yang secara langsung mengontrol sekitar 25% perekonomian dunia dan paling berpengaruh terhadap situasi perekonomian dunia pada umumnya. Laporan Bank Dunia edisi November 2008 memberikan gambaran sangat suram tentang ekonomi dunia di tahun 2009 sebagai akibat dari krisis keuangan global yang mulai di picu AS itu. Untuk pertama kalinya sejak tahun 1982, pada tahun 2009 akan terjadi penurunan nilai maupun volume perdagangan internasional secara tajam di bandingkan tahun sebelumnya. AS dan negara maju lainnya yang merupakan tujuan utama ekspor berbagai negara termasuk Indonesia akan mengalami penurunan. Rata-rata pertumbuhan ekonomi negara berkembang akan merosot dari 6,4 % menjadi hanya sekitar 4,5 %. Namun masih lumayan karena negara berkembang secara umum termasuk kelompok yang paling sedikit menerima pukulan dari krisis keuangan global. Survey dari IMF pada Oktober 2008 memperlihatkan AS, Jepang, dan Eropa akan mengalami perlambatan terbesar dalam pertumbuhan ekonomi. Tampak jelas yang paling banyak mengalami perlambatan adalah negara-negar maju. Dalam soal tenaga kerja, AS mengalami pukulan terberat. Tak sampai setahun, sudah muncul sekitar 1,5 juta penganggur baru dan di tahun 2009 di taksir akan ada tambahan pengangguran lagi sampai 1,7 juta orang, kecuali jika pemerintah Presiden Obama mampu mengambil langkah pencegahan yang tepat dan cepat. Ratusan ribu penganggur juga muncul di berbagai negara maju. Bagi dunia usaha di mancanegara, pukulan terberat akibat krisis adalah susutnya permintaan di pasar AS sehingga negara-negara yang selama ini mengandalkan perekonomian nasionalnya pada ekspor, terutama ke AS ( juga ke Eropa, Jepang, dan negara-negara maju lainnya ) akan sangat merasakan akibatnya. Cina untuk kesekian kalinya menunjukan keperkasaannya karena meskipun di kenal sebagai salah satu eksportir utama dunia, ternyata Cina masih lebih mangandalkan pasar domestiknya yang luar biasa itu ketimbang pasar dunia.
2.2 Dampak Krisis Bagi Indonesia
Bukan rahasia umum lagi krisis multidimensi yang berawal dari krisis moneter 1997 telah membawa berbagai dampak merugikan. Banyak perusahaan yang gulung tikar, ratusan ribu orang kehilangan sumber nafkah, para balita harus menerima jatah susu yang kian sedikit, dan para ibu yang harus pintar dalam mengatur anggaran belanja rumah tangga mereka. Kehidupan ekonomi menjadi semakin berat, dan hal itu tidak hanya di rasakan oleh mereka yang papa, namun juga mayoritas penduduk, termasuk kelas menengah yang relatif mapan. Pengangguran yang semakin bertambah setiap hari dan harga berbagai kebutuhan yang melonjak tinggi menjadi kepedihan masyarakat Indonesia. Belum lagi masalah politik yang semakin bergolak. Kondisi ini memang membawa Indonesia dalam keterpurukan. Namun tidak semua hal yang di munculkan krisis itu buruk. Paling tidak kita patut bersyukur krisis itu menjadi sumber kekuatan baru untuk melawan kesewenang-wenangan dan penindasan politik yang sudah berlangsung lebih dari tiga dasawarsa. Krisis multidimensional semestinya di jadikan momentum untuk memperbaiki diri secara menyeluruh.Belum selesai berbenah dari krisis tahun 1997, kembali Indonesia mengalami krisis ekonomi pada awal 2008. Ini akibat dari krisis keuangan yang terjadi di AS. Meskipun dampaknya tak sehebat di bandingkan dengan krisis 1997, namun kondisi ini menambah pekerjaan rumah bagi pemerintah. Dampaknya pun dapat kita rasakan seperti jumlah pengangguran yang semakin menggila. Tercatat sampai akhir tahun 2008 jumlah pekerja yang di rumahkan dan yang sudah kehilangan pekerjaan karena perusahaan tempat kerjanya di terpa dampak krisis finansial masih di bawah 6.400 orang. Krisis ini bisa menjadi penguji sejauh mana Indonesia telah berbenah diri, mengatur kembali perekonomiannya.
2.3 Langkah Pemerintah membangkitkan Perekonomian
Para bapak bangsa membayangkan Indonesia sebagai sebuah keluarga besar segenap suku bangsa yang mengalami kesamaan nasib, yakni di jajah kekuatan asing yang bersifat eksploitatif. Karena Indonesia sesungguhnya bukanlah Jawa, apalagi Jakarta semata, melainkan seluruh wilayah dan manusia yang menghuninya. Karena hakikat Indonesia adalah semua daerah yang menjadi bagiannya, serta seluruh manusia yang mendiaminya dari buaian hingga liang kubur. Dari segi ekonomi, kekayaan yang ada di berbagai daerah itu pula yang di sebut sebagai kekayaan Indonesia. Karena itu, proses otonomi daerah yang kini tengah bergulir merupakan suatu kemajuan positif.
A. Otonomi daerah tak lain bertujuan untuk pemerataan kekayaan. Pemerintah provinsi / daerah di beri kebebasan untuk membangun daerahnya masing-masing. Dengan begitu optimalisasi pemerataan pembangunan menjadi lebih cepat dan mudah.
Setelah otonomi daerah berlangsung, provinsi terkuat ( Kaltim ) memiliki pendapatan perkapita 22 kali lebih besar daripada provinsi terlemah ( Maluku Utara ). Berdasarkan data PDRB perkapita, Kaltim merupakan provinsi terkaya di Indonesiadengan pendapatan 67,6 juta per kepala penduduk per tahun. Urutan kedua adalah DKI Jakarta dengan hampir 56 juta, di susul oleh Riau dengan 35 juta dan Kepulauan Riau dengan 34,5 juta. PDRB per kapita terendah ada di Maluku Utara dengan hanya 3 juta, NTT dengan 3,8 juta, lalu Maluku dengan 3,9 juta
Dampak positif otonomi daerah adalah memunculkan kesempatan identitas lokal yang ada di masyarakat. Berkurangnya wewenang dan kendali pemerintah pusat mendapatkan respon tinggidari pemerintah daerah dalam menghadapi masalah yang berada di daerahnya sendiri. Bahkan dana yang diperoleh lebih banyak daripada yang didapatkan melalui jalur birokrasi dari pemerintah pusat. Dana tersebut memungkinkan pemerintah lokal mendorong pembangunan daerah serta membangun program promosi kebudayaan dan juga pariwisata. Kebijakan-kebijakan pemerintah daerah juga akan lebih tepat sasaran dan tidak membutuhkan waktu yang lama sehingga akan lebih efisien.
Dampak negative dari otonomi daerah adalah munculnya kesempatan bagi oknum-oknum di tingkat daerah untuk melakukan berbagai pelanggaran, munculnya pertentangan antara pemerintah daerah dengan pusat, serta timbulnya kesenjangan antara daerah yang pendapatannya tinggi dangan daerah yang masih berkembang.
B. Upaya pemerintah dalam pengentasan pengangguran dengan memberdayakan masyarakat menjadi wirausaha melalui pengembangan usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah (UMKM).
C. membangkitkan kembali peranan koperasi di sektor ekonomi pedesaan, yaitu dengan jalan segera mengembalikan peranan koperasi sebag ai penyalur tunggal pupuk untuk petani. Selanjutnya pemerintah secara khusus menugaskan kepada BUMN seperti BULOG, PUSRI sebagai trading house koperasi guna menjaga tersedianya sarana produksi dan memasarkan hasil-hasil koperasi.
D. Di bidang pariwisata pemerintah mulai mengenalkan daerah-daerah wisata untuk menarik para investor agar menanamkan modalnya di Indonesia.
2.4 Perekonomian Indonesia Saat Ini
Pada masa pascakrisis, Indonesia mengalami laju pertumbuhan ekonomi yang cukup baik dalam soal besaran angka pertumbuhannya. Inilah indikator utama yang senantiasa digunakan para presiden mulai dari Habibie hingga SBY untuk mengklaim bahwa perekonomian Indonesia sudah back on track, kembali ke jalur semestinya. Karena sudah tumbuh sekian koma sekian persen per tahun. Pernyataan ini tidak salah, namun tidak menunjukan seluruh kenyataan yang ada. Bahwa perekonomian Indonesia kembali tumbuh dengan mantap, sekalipun belum setinggi pada masa sebelum krisis, itu memang benar, dan ini sudah merupakan satu hal yang patut di syukuri. Masalahnya pertumbuhan ekonomi itu sendiri ternyata tidak berjalan sebagaimana mestinya, karena ternyata sangat tidak seimbang.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tidak semua hal yang di munculkan krisis itu buruk. Sepatutnya itulah yang sedang di buktikan oleh negara kita yang tercinta. Dua krisis yang melanda Indonesia mambuat semua warga negara bersatu untuk memperbaiki perekonomian Indonesia seperti dulu lagi. Dengan memahami perkembangan yang ada serta mencermati langkah-langkah pemerintah yang telah dan akan diambil untuk mengatasinya, kita akan bisa mengetahui apakah pemerintah benar-benar serius dengan janjinya untuk menyehatkan dan menggairahkan perekonomian demi meningkatkan taraf hidup mayoritas penduduk atau tidak.
Daftar Pustaka
Faisal Basri & Haris Munandar. ”Lanskap Ekonomi Indonesia: Kajian dan renungan terhadap masalah-masalah struktural, transformasi baru, dan prospek perekonomian Indonesia”. Jakarta: Kencana. 2009