Gejolak krisis global telah mengubah tatanan perekonomian dunia. Krisis global yang berawal dari Amerika Serikat pada tahun 2007, dapat di rasakan dampaknya ke seluruh dunia. Di Indonesia, imbasnya mulai terasa menjelang akhir tahun 2008. Padahal Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi di atas 6 % sampai triwulan III – 2008, dan mendapat tantangan berat di triwulan IV – 2008. Hal ini tercermin pada perlambatan ekonomi secara signifikan terutama karena anjloknya kinerja ekspor. Langkah – langkah yang di ambil presiden beserta jajaran tim ekonominya untuk menghindarkan Indonesia dari dampak krisis berpengaruh terhadap citra pemerintah. Pada akhir tahun 2008, langkah presiden dalam memimpin kabinetnya di anggap sudah baik. Sebagian besar responden puas dengan kepemimpinan SBY.
Namun, kondisi perekonomian global yang masih mengalami tekanan akibat krisis menghadapkan perekonomian Indonesia pada beberapa tantangan yang tidak ringan pada tahun 2009. Khususnya di awal tahun. Sehingga kebijakan pun di buat untuk mengatasi masalah ini. Berbagai macam kebijakan tersebut diantaranya :
1. Bidang moneter, Bank Indonesia menempuh kebijakan pelonggaran moneter yang di lengkapi dengan berbagai kebijakan lainnya, termasuk upaya meredam volatilitas yang berlebihan di pasar valuta asing.
2. Di bidang perbankan, di arahkan untuk memperkuat daya tahan industri perbankan.
3. Di bidang fiskal, pemerintah dengan dukungan persetujuan DPR mengeluarkan berbagai kebijakan stimulus, baik melalui intensif pajak maupun upaya menjaga daya beli masyarakat.
4. Pemerintah pada awal tahun menurunkan harga BBM bersubsidi untuk premium dan solar.
5. Pemerintah mengimplementasikan kebijakan sektoral untuk memperkuat perekonomian Indonesia.
Serangkaian kebijakan ini berhasil menjaga stabilitas makroekonomi, sistem keuangan, memperkuat daya tahan perekonomian domestik. Sehingga kinerja perekonomian mulai membaik hingga akhir tahun. Terbukti pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi mencapai 4,5 %, tertinggi ke – 3 setelah China dan India. Sedangkan inflasi tercatat rendah 2,78 % terendah dalam satu dekade.
Di tahun 2010 Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 6,1 % di banding tahun 2009. Semua sektor mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor pengangkutan dan komunikasi yang mencapai 13,5 %. Pertumbuhan ekonomi tahun 2010 sebesar 6,1 % sebagian bersumber pada komponen ekspor, yakni 6,4 %. Kemudian komponen konsumsi rumah tangga 2,7 % , pembentukan modal tetap bruto 2,0 % , dan perubahan inventori 0,4 %. Dan di awal tahu 2011 kita patut bernapas lega karena menurut data dar BPS, nilai Indeks Tendensi Konsumen ( ITK ) di Jabodetabek pada triwulan I – 2011 di perkirakan sebesar 106, 49 , artinya kondisi ekonomi konsumen di perkirakan membaik. Tingkat optimisme konsumen di perkirakan akan lebih tinggi di bandingkan triwulan IV – 2010 ( nilai ITK sebesar 101,09 )
Dapat di simpulkan, secara global kondisi perekonomian Indonesia pada pemerintahan SBY mengalami pertumbuhan yang baik setelah krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998. Pada pemerintahan SBY demokrasi telah berkembang dengan pesat dan perekonomian Indonesia berhasil mengatasi krisis finansial global yang lebih baik di banding negara – negara di ASEAN. Khususnya pada lima tahun pertama pemerintahannya, SBY telah berhasil menciptakan kestabilan politik dan ekonomi di Indonesia. Perkembangan tersebut membawa perubahan yang signifikan terhadap persepsi dunia mengenai Indonesia. Namun masalah – masalah besar lain masihy tetap ada. Salah satunya pertumbuhan makroekonomi yang pesat belum menyentuh lapisan masyarakat secara menyeluruh, masih banyak warga Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Sumber :
www.bank indonesia.go.id
www.bps.go.id
www.indonesia.go.id
www.okezone.com